Oleh Putri ‘Aisyah Nurul Iman
Santri Planet Nufo Rembang dan Ketua Komunitas Puisi Esai Rembang
MUDAPEDIA.COM – Kadang langkah bukan tentang jalan lurus,
tapi jejak yang terendam hujan gerimis.
Ada cerita di setiap lecet lutut,
luka yang diam-diam mengajak kita mengerti.
Air mata tak selalu tanda kekalahan,
ia bisa jadi benih yang diam-diam tumbuh.
Di balik pintu yang terkuak patah hati,
tersembunyi jalan lain menuju mentari.
Hidup ini seperti laut yang tak pernah jujur—
kadang tenang, kadang menggulung semua sandaran.
Tapi di antara ombak yang memecah diri,
kita belajar berenang, atau justru menari.
Jangan malu tersesat di antara liku,
karena peta hidup bukan garis lurus.
Setiap belok yang gelap, setiap tikungan sunyi,
adalah ruang tempat kita menuliskan arti.
Bahkan langit tak selalu biru bersih,
ada kelam yang merangkul sebelum fajar datang.
Kita hanya manusia: rapuh, tapi berakar,
tersandung tapi terus mencari arah.
Maka biar waktu yang mencatat semua duka,
kita cukup berjalan, tak perlu berlari.
Karena di setiap lekuk yang merintih,
tersembunyi lagu tentang manusia yang tetap hidup. (*)
Rembang, 21 Mei 2025





